Tentangmu, Temanku

Sedih, teman akrabku dari kecil pergi jauh dari desa kini. Dia temen shopping, temen masak, temen maen, pokoknya temen yang asyik buat ngisi waktu luang. Ingat lagi waktu kecil, ngapa-ngapain bareng, inget saat ini aku gak bisa ikut bantu nyelesaiin masalah cintanya. Terus terang aku bingung dengan yang namanya cinta ada apa dengan itu, semua rela mengorbankan demi sebuah cinta, duuh. Bahkan ia memilih cintanya daripada orangtuanya. Aku tidak menyalahkan dia karena aku rasa ia juga butuh hak untuk memilih pilihan hidupnya. Mungkin ia sudah kebal dengan ortunya, dulu waktu kecil ia manut dengan apa yang diperintahkan ortunya, dan sekarang dia udah dewasa, lebih tepatnya punya pilihan sendiri utk hidupnya. Tapi apalah daya saat dia punya pendapat lain, ortunya  tidak merestuinya. Oleh sebab itu dia rela pergi dari desa sebagai pengorbanan cintanya. Ortunya pastinya juga tidak dengan mudahnya melepas ia pergi, hanya saja aku pikir mereka juga salah, kenapa tidak merelakan saja anaknya dipinang dengan adik dari suaminya anaknya keponakannya itu. Nah silsilah inilah yang merumitkan kata orang jawa tidak boleh menikah dengan yang sodaraan. Tapi kata mbakku kalau dalam agama boleh-boleh saja tuh soalnya mereka bukan sodara dari kandung, bukan sepupu maupun bla bla bla itu. Agama islam oke-oke aja dengan hubungan itu. Walaupun agama membolehkan 'bodo amat' gitu kali pikir mereka, soalnya keluarganya gak terlalu agamis gitu, yah jamannya islam KTP. Malah mereka lebih memilih lebih baik  tidak menganggap orang ini bukan anaknya daripada merestui hubungan mereka. Astaghfirullah, gak, gak, gak kuat. Nah inilah penyakit masyarakat desa yang masih menjamur didaerahku. Banyak sekali pantangan-pantangan tidak boleh ini tidak boleh itu menurut ilmu jawa, anehnya mereka tidak bisa memberikan alasan kenapa hal itu dilarang, alasan ilmiahnya apa, kalau ditanya hal ini mereka pasti tidak bisa menjawab dengan rasional jawaban mereka intinya 'pokok e koyo ngene manut mbah buyut mbiyen' sambil marah-marah, dia pikir dia yang paling benar. Aturan jawa menyusahkan sekali ya, banyak malah hal-hal seperti itu (jawen) yang melenceng dari agama. Temenku tersayang, aku gak bisa bantu untuk masalahmu aku hanya bisa berdoa semoga kau diberikan yang terbaik oleh-Nya, semoga apa yang kau pilih diridhoi-Nya, tapi jangan menyerah juga untuk tetap  meyakinkan  ortumu karena ridho ortu adalah ridho Allah, jangan bersedih. Keep spirit!

Komentar

  1. mengkaffahkan Islam, terutama ke orang yang terdekat.
    berdoa dan berusaha, InsyaAllah ada jalan. ^^
    bukan begitu yaaa?

    BalasHapus
  2. haha, perjuanganmu, berakhir dipelaminan :P
    siip mbak seus

    BalasHapus

Posting Komentar

Komen sini boleh, biar ada feedback gitu