Merbabu Via Wekas


Respon temen ketika aku mendaki ke Merbabu lagi ;“Merbabu meneh fi?” “Kok merbabu meneh”. Well apa yang salah sih mendaki gunung yang  itu-itu aja berulang kali, toh perjalanannya dengan orang yang berbeda, jalur yang berbeda, di hari dan cuaca yang berbeda, tentu berbeda cerita juga. Karena kesan pertama merbabu begitu menggoda; kangen dinginnya, kangen pake salonpas di hidung, kangen nyeduh coklat panas di pagi hari, kangen ijonya, kangen bentang alam bagusnya.
ijo kan? iya itu dulu

Pendakian yang kesekian ini persiapannya gak serempong pendakian yang pertama(baca deh pendakian via cuntel-ku), soalnya aku udah tau gambaran sebelumnya. Beli logistik aja pake dadakan malemnya, ujan-ujanan soalnya sekalian keluar sih.  Yuk mulai cint…
 2 Februari hari selasa pagi 6am gas ketempat Dimas(temen Linda), yah secara geografis emang tempatku yang paling selatan jadi ya harus gitu, yang dari selatan nyamperin keutara, lagian ini tripnya pake motorku, agak gimana gitu soalnya cewek nyamperin cowok, halah cuek sih, temen kok. Berlanjut nyamperin Linda(temen kuliah), ketemu ibunya dia trus minta ijin doa restu. Lanjut deh ketempat temen Dimas, di perjalanan barulah aku tau namanya Wawan, Kurniawan panjangnya. Cewek mah jatahnya cuma bonceng, driver tetep cowok, aku diboncengin si Wawan. Berangkat ke basecamp rasanya surga  smooth but sure tapi pulangnya rasa neraka uuh pengen tutup mata diboncengin dia, mbalap men, haha, rasanya pengen tak pukpuk trus bilang “tiati mas bawa motornya” eh gak kesampean aku belum kenal bener sama ini anak, jadi masih dikit canggung.
Hmm, nyampe basecamp sekitar 10am, kukira kita mau ndaki via selo ternyata via wekas, it’s okay. Asiknya basecamp ini menyediakan makan rames, yummy bisa makan dulu nih sebelum ndaki, xixi.
basecamp dengan menu makanan yang yummy

Kita mulai ndaki sekitar 11am, suasana hari itu mendung dan berkabut, matahari gak nongol sedikitpun, tapi itu tidak menyurutkan semangat kita untuk terus berjalan, terus dan terus berjalan menapaki tanjakan yang terjal di awalan, sebentar kemudian nemu makam, maapkeun saya lupa plakat namanya. Semakin kedalam jalanan semakin enak, entah karena tubuh sudah beradaptasi karena dibawa jalan terus atau karena jalanan yang memang landai. Karena saya bukan tipe orang yang pintar mengira-ngira tingkat kemiringan suatu bidang, jadi saya lebih suka menyebutnya terjal dan landai. Jalanan tentu saja selalu nanjak, namanya juga ketinggian kalau tidak nanjak kapan nyampai atasnya bukan? Perjalanan nanjak itu membuat onderdil tubuh dipaksa strong, RR nadi TD suhu meningkat bertahap, cek aja kalau gak percaya :p
Ini hanya ilmu perkiraan waktu tempuh dari saya, basecamp-pos bayangan 1(1jam)-pos 1(1,5jam)-pos 2, camp ground(2jam), ingat kita masih pemula dan sedentary lifestyle, tentunya akan berbeda dengan mereka yang jam terbang olahraganya lebih panjang.
pos 1

Baru nyampe sekitar pos bayangan 1 hujan rintik-rintik air mengalir, kita bergegas mengeluarkan mantol masing-masing, lanjuut jalan. Selama perjalanan naik hujan berasa mempermainkan hujan-tdk-hujan-tdk, yah begitulah cuaca, ‘labil’, iya kayak perasaan cewek >.<
Sampai di pos 1 istirahat agak lama sekalian bongkar2 kompor bikin susu. Selepas air mendidih dan dibuatlah 2gelas susu vanilla untuk ber-4, hujan deras kemudian mengguyur kita dan ada rombongan lain dari Tangerang yang juga ikutan berdiam diri di pos 1 bareng kita dibawah guyuran hujan.
Dibalik pos 1 ada hujan deras yang menerpa,
Dibalik pos 1 ada daypack, carrier, sepatu, dan celana yang basah,
Dibalik pos 1 ada 2 mantol kelelawar yang tiap mantolnya berisi 2orang yang sedang berteduh,
Tetapi dibalik pos 1 ada hangatnya 2 gelas susu vanilla dan semangat kita untuk naik.

Foto di pos 1 sebelum hujan menerjang 
Cukup lama berdiam di pos 1 berharap hujan akan reda, tetapi ternyata ekspektasi hanyalah ekspektasi yang realitanya air dari atas turun dengan derasnya. Kita tidak bisa hanya berdiam seperti ini karena suhu tubuh akan menurun, beberapa saat kemudian dengan kostum mantol masing-masing dilanjutlah perjalanan naik, karena dengan berjalan/dengan beraktivitas metabolisme tubuh meningkat dan membuat suhu tubuh meningkat pula. Semangat! Sampailah di pos 2 masih dengan rintik-rintik hujan. Disini dataran yang cukup luas, sudah banyak terpasang tenda dari rombongan sebelum kita. Tidak sulit menemukan lokasi yang cocok untuk mendirikan 2 tenda kita karena yang ngecamp emang tak sebanyak ketika weekend.
Gotong-royonglah 4anak ini(termasuk aku), mendirikan tenda dibawah guyuran hujan dan angin yang wuuz bikin seger badan, haha. Tidak butuh waktu lama 1 tenda berdiri. Lanjut membuat tenda ke 2, hujan makin waw, mendirikan tenda yang kedua agak memakan waktu, terlebih ternyata tenda yang kedua ini bocor, ugh, bukan bocor karena bolong tapi emang pas bikin, ujannya lumayan, jadi sejenis merembes gitu. Kemudian diputuskan tenda yang bocor buat naruh tas yang emang dari pos 1 udah basah ditambah basah dari bocor ini dan tenda yang satu lagi untuk tidur dan kumpul-kumpul. Semua dari kita tidak ada yang kering, basah nyampe dalem-dalem boo hha. Bergegaslah ganti pakaian satu persatu di tenda barang, untungnya aku dapet giliran pertama. Setelah semua kering dan hangat bergegas deh bikin hot chocholate, minum coklat hangat di tenda sederhana dengan guyuran hujan yang tak juga reda itu such a wonderfull life.

2 tenda yang didirikan dengan penuh perjuangan :p

Pakaian hangat kita(red:jaket) tidak ada satupun yang kering, basah-sah, padahal jaketku ini diklaim waterproof tapi kalau hujannya dengan intensitas sedang yang terus menerus akirnya basah juga, SB-lah satu-satunya penyelamat uwuwuw :3. Kita ada 3 SB, awalnya 1SB yang diklaim doble polar dipake untuk berdua(aku dan linda), tapi midnight karena cewek-cewek ini ga bisa tidur karena dinginnya akirnya tukeran SB, cewek pake 1SB satu, sedangkan cowok 1SB berdua, ululu tenks gaes udah pengertiaan banget :3, bisa tidur? Iya, tapi bentar doang, haha, tetep kademen rek. Rencananya pas kebangun tengah malem itu mau bikin minuman hangat tapi sayang gas nya beku, akhirnya dipending buat pagi hari.
tenkyu udah mengerti, akhirnya cewek2 dapet SB masing-masing 

kocok gas, berharap kompor cepet nyala

Oh iya, kita sholatnya kebanyakan dijamak, maafkan Ya Allah T.T, bersucinya bukan pake air tapi pake debu(red:tayamum). Merasa diri kotor?(physically), prinsipku tetep kerjakan kewajiban yang memang seorang hamba harus kerjakan, urusan itu diterima atau tidaknya bukan lagi urusan seorang hamba. Kalian tau, disini rainy all day long, jadi tidak memungkinkan kita untuk beribadah ditanah lapang yang luas, alhasil sholat ditenda satu persatu karena tdk muat kalau jamaah, sekaligus karena tingginya tenda tidak sepadan dengan tinggi badan kita, dipakelah cara merunduk. Saya kurang tau hukumnya seperti apa tapi satu yg pasti, kita berhak untuk berusaha karena pada dasarnya awal(niat) yang baik berakhir baik pula, semoga.
Rabu pagi, hujan rintik masih teteup, jadi galau hari ini mau muncak atau turun aja. Pemandangan gunung sebelah terlihat nyata tp sebentar saja, selepas itu kabut tebal menyelimuti area camp ground. 2orang dari kita yg hobinya fotografi jalan-jalan duluan keluar nyari angin yg brrr, 2org yang lain tinggal di tenda nyiapin makan -___-
Pertama bikinlah susu, gak ada masalah cuma awal kompor ga nyala, tapi setelah tau triknya ternyata gampang, tinggal dikorek aja tempat dimana gasnya keluar pas di tatakan kompor. Terus bikin nasi ‘fail’ haha, chefnya lagi zonk(bukan saya, saya assist.chef) banyak kelupaan banyak hal; belum di aduk, dan tidak dibersihin. Masalah mulai muncul disini, panik ga ada tutupnya, bingung dah mau ditutupin pake apa, kalo ga ditutup lama matengnya, I have an idea, dipakelah topiku, topi rimba yang ternyata berguna juga saat musim hujan, hha. Ini nasi udah berulang kali ditambah air tapi ga mateng juga, jadinya setengah mateng, tetep dimakan deh, semua akan enak kalau lapvar. Lanjut bikin miegor. Ngumpul-lah semua trus makannya bareng2, ih bikin kangen yang kayak gini :3 Yep, energy udah ngumpul tapi masih mager didalem tenda karena diluar gerimis, cerita-ceritalah kita mengenal yang belum kenal, mengakrabkan yang sudah kenal sambil maen remi xD. Sesaat kemudian keluarlah semua hunting foto disekitar camp ground, kabut sih, tapi tak apalah, kabut juga ciptaan Tuhan yang patut untuk disyukuri :), angin sepoi yang membawa hawa dingin juga nikmat, yang kalau diibaratkan komik maka gambarnya akan hitam putih keliatan tulang rangka yang seperti dirontgen ketika angin bertiup wuuz.
hunfot kabut, merbabu musim hujan

kabut juga cantik, tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya

Sudah diputuskan kita tidak muncak, bongkar2 tenda sehabis hunfot, turun sekitar jam 2pm. Turun mah lebih cepet, tapi tetep hati-hati karena jalanan licin habis ujan. Ketika turun cuaca berangsur-angsur membaik, matahari memunculkan sinarnya, mulai terlihat pemandangan indah diseberang, si kembar sindoro-sumbing. Ketemu rombongan Jakarta yang lagi naik, cukup banyak juga. Banyak dari kita yg sedikit kecewa kenapa tadi gak muncak aja, saya juga ada terbersit pemikiran yg sama tapi menurut saya pribadi ini tetap mengasyikkan karena setiap perjalanan memiliki cerita yg berbeda, I enjoyed every moments with you guys.
pas turun, cuaca berangsur cerah

sindoro-sumbing menemani perjalanan turun kita

hello wanita strong :p

Sampe basecamp jam 5an, glad we are here, let’s go home, iyeay. Kasur aku kangen kasur :3



Komentar

  1. Selalu suka baca ataupun dengerin cerita temen naik gunung. Cuma bisa bayangin T.T i evny you, really :(

    BalasHapus

Posting Komentar

Komen sini boleh, biar ada feedback gitu